Candaan membuat suasana lebih ceria. Namun, bercanda berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. Anda mungkin pernah merasa candaan teman tidak menyenangkan dan mengurangi kepercayaan diri.
Menurut Global Initiative for Asthma, tertawa bisa memicu serangan asma. Sebuah studi dari Journal of Neuroscience (2015) menemukan bahwa 10 dari 16 pasien mengalami cataplexy akibat tertawa yang kuat.
Bercanda berlebihan bisa berubah menjadi perilaku tidak menyenangkan seperti perundungan. Ini mengganggu psikologis dan merusak hubungan pertemanan. Studi dari BMJ Case Reports (2013) mencatat kasus pingsan akibat tertawa berlebihan.
Apakah kita sudah memikirkan dampak buruk dari candaan kita?
Apa Itu Candaan Berlebihan?
Apakah Anda pernah merasa tidak nyaman saat ada candaan? Mari kita pelajari definisi candaan berlebihan dan bagaimana mengenali tanda-tandanya. *Apa itu bercanda berlebih* sebenarnya? Ini adalah lelucon yang terlalu jauh, baik secara fisik, emosional, atau sosial. Akibatnya, candaan ini bisa menyakitkan.
Ada beberapa tanda candaan berlebihan yang perlu kita ketahui:
- Menghina fisik seseorang seperti warna kulit, berat badan, tinggi badan, bentuk hidung, atau rambut.
- Menggunakan stereotip tertentu yang berkaitan dengan gender, ras, agama, atau status sosial seseorang.
- Mengabaikan konteks dan hubungan dengan penerima candaan, sehingga orang tersebut merasa tidak nyaman.
“Candaan yang melewati batas dapat menurunkan rasa percaya diri, memicu stres, dan merusak hubungan sosial.”
Menghindari topik sensitif seperti trauma pribadi, kondisi sosial, dan kekurangan fisik itu penting. Ingat, setiap orang punya batasannya sendiri. Jika candaan sudah terasa menyakitkan atau sensitif, sebaiknya berhenti.
Penerima candaan harus menjaga emosinya dan menegur jika candaan mengganggu. Membangun rasa percaya diri dan toleransi terhadap humor bisa mencegah candaan yang negatif.
Dampak Negatif Candaan Kesehatan Mental
Candaan bisa membuat kita lebih santai. Namun, jika dilakukan terlalu sering, bisa merugikan kesehatan mental kita. Banyak orang tidak sadar bahwa candaan yang terkesan sepele bisa jadi sumber stres dan kecemasan.
Studi menunjukkan bahwa body shaming sering menargetkan perempuan. Ini sering terjadi di media sosial.
“Dalam jangka panjang, pengalaman terus-menerus menjadi korban body shaming dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif pada kesehatan mental,” ujar seorang pakar psikologi di Jakarta.
- Anorexia adalah gangguan ekstrem yang berfokus pada penurunan berat badan karena citra tubuh yang buruk, akibat dari body shaming.
- Binge Eating Disorder bisa muncul pada individu yang berusaha menambah berat badan dengan cepat untuk menghindari ejekan karena terlalu kurus.
- Depresi bisa berkembang dari pengalaman harian body shaming, menyebabkan kecemasan berat, rasa takut, dan keputusasaan.
Body shaming bukan satu-satunya dampak negatif dari candaan. Ada juga:
- Overthinking yang melelahkan sel-sel otak serta mempengaruhi fokus, ide kreatif, dan bahkan menyebabkan stres.
- Pola tidur dan nafsu makan yang terganggu, yang mengarah ke gangguan tidur dan masalah kontrol nafsu makan.
- Penurunan rasa percaya diri dan takut memberikan respons spontan serta merasa dicurigai atau dinilai buruk oleh orang lain.
Candaan dan kesehatan mental sangat terkait. Menghindari candaan yang berlebihan penting untuk mencegah dampak buruk ini. Kita harus sadar pentingnya menjaga perasaan orang lain melalui ucapan kita.
Maka dari itu, kita harus lebih waspada dan berpikir sebelum melontarkan candaan. Ini agar tidak secara tidak sengaja menyebabkan efek negatif candaan terhadap orang lain. Jangan lupa, berkonsultasi secara rutin dengan profesional kesehatan mental bisa membantu menjaga kesehatan mental kita.
Perundungan Berkedok Candaan
Kita sering mendengar “canda itu obat” atau “tertawa itu sehat”. Namun, candaan bisa jadi alat untuk menyakiti. Ini disebut bullying. Survei dari PESONA menunjukkan 41,1 persen murid di Indonesia pernah mengalami perundungan melalui candaan yang merusak kesehatan mental mereka.
Bullying berbentuk candaan sering dianggap sebagai guyonan biasa. Tapi, candaan berlebihan bisa sangat merugikan korban.
“Sejatinya, perilaku bullying seringkali dilakukan berulang kali kepada objek yang sama,” kata Adiyat Yori dari Sudahdong.com.
Perundungan ini membuat korban merasa tidak nyaman, merendahkan, dan dihina. Tujuannya untuk memuaskan satu pihak.
PISA dari OECD tahun 2018 menunjukkan 41,1 persen murid di Indonesia pernah menjadi korban bullying. Kita perlu pendidikan karakter sejak dini. Ini membantu anak-anak membedakan candaan yang pantas dan yang tidak.
Bullying bukan hanya kekerasan fisik. Ini juga termasuk penghinaan dan ejekan verbal.
Contoh nyata adalah ketika seseorang dikatai “baper”. Ini membuat mereka merasa sangat terluka. Perilaku menyakiti, baik fisik maupun emosional, bukan candaan biasa. Ini adalah bullying yang serius.
Dampak candaan berlebih bisa sangat mengkhawatirkan. Menurut CDC, korban perundungan verbal mengalami dampak jangka panjang. Ini berlaku untuk aspek fisik, sosial, emosional, dan akademis. Kita harus waspada dalam interaksi sehari-hari.
Mengurangi Kualitas Hubungan Interpersonal
Sikap bercanda bisa membuat suasana lebih ceria. Tapi, apakah candaan yang berlebihan bisa merusak *interpersonal relationships* Anda? Saya pernah merasakan candaan yang berulang membuat teman saya tidak nyaman. Cerita Dimas, seorang karyawan di Jakarta, juga menunjukkan bahwa candaan yang tidak tepat bisa merenggangkan hubungan dengan rekan kerja.
Penelitian menunjukkan bahwa candaan berlebihan bisa menciptakan kesalahpahaman. Ini bisa mengganggu kepercayaan dan memengaruhi kualitas hubungan. Jika teman Anda terus menjadi bahan candaan, mereka mungkin akan merasa diremehkan. Akibatnya, percakapan yang semula seru menjadi canggung.
Menurut Dr. Heru Purnomo, seorang psikolog klinis,
“Pengaruh candaan pada hubungan bisa sangat signifikan. Terutama jika candaan tersebut merendahkan atau mengandung ejekan, itu bisa menghancurkan *self-esteem* seseorang dan membuat mereka menjauh.”
Candaan yang berlebihan tidak hanya mempengaruhi teman atau rekan kerja. Ini juga bisa merusak dinamika dalam keluarga. Ketika candaan melukai perasaan, akan muncul dinding pembatas. Ini bisa mengurangi kehangatan dalam hubungan keluarga.
Untuk menjaga kualitas *interpersonal relationships*, kita harus tahu batas bercanda. Pilihlah pendekatan yang positif, saling menghargai, dan empati. Dengan cara ini, hubungan kita akan lebih kuat dan sehat.
Melunturkan Empati dan Kepedulian
Siapa yang tidak suka bercanda? Candaan memang bisa membuat kita tertawa dan merasa lebih ringan. Tapi, candaan yang terlalu sering bisa berakibat buruk. Ini termasuk menurunnya kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain.
Penelitian menunjukkan bahwa sering mencandai orang lain bisa membuat kita kehilangan empati. Dalam hubungan sosial, candaan berlebihan membuat kita kurang peka terhadap kebutuhan emosional orang lain. Kita mungkin tertawa, tapi orang yang dicandai mungkin merasa tersudutkan.
- Anak-anak yang sering dicandai bisa tumbuh menjadi orang yang kurang peka terhadap teman. Ini mempengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan empati.
- Menurut psikolog Robert M. Sapolsky, sering mencandai atau menjadi korban candaan bisa menyebabkan stres. Stres ini bisa berakibat pada masalah kesehatan seperti hipertensi dan gangguan tidur.
“Pengaruh candaan terhadap empati sangat nyata. Sering kali, kita kehilangan empati dan rasa peduli terhadap sesama karena terbiasa bercanda tanpa memperhatikan perasaan orang lain.” – Emily Nagoski, Ph.D.
Sebuah survei menunjukkan bahwa 28% orang tua melaporkan anak mereka mengalami depresi akibat seringnya menjadi korban candaan di dunia maya. Selain itu, 26% dari anak-anak yang menjadi korban candaan menghindari kontak sosial. Ini menunjukkan bahwa candaan berlebihan besar kontribusi pada kehilangan empati dan kepedulian di masyarakat.
Dampak Fisik dari Tertawa Berlebihan
Kita mungkin jarang memikirkan risiko kesehatan dari tertawa berlebih. Tertawa terlalu keras dan sering bisa membawa konsekuensi fisik serius. Meskipun tertawa baik untuk kesehatan karena melepaskan endorfin, tertawa berlebihan bisa menjadi risiko kesehatan.
Beberapa konsekuensi fisik tertawa yang perlu diwaspadai antara lain masalah pernapasan. Tertawa terlalu keras bisa menyebabkan sesak napas atau mengganggu sirkulasi udara. Ada juga kasus dislokasi rahang akibat tertawa yang terlalu lebar dalam waktu yang lama.
Salah satu dampak yang lebih serius adalah cataplexy, di mana seseorang kehilangan kendali otot sebagai reaksi emosi kuat. Bahkan, tertawa berlebihan bisa memicu aneurisma otak yang berpotensi fatal. Ini mengapa penting untuk selalu memperhatikan batasan tertawa dan tidak memaksakan diri untuk tertawa berlebihan.
Jadi, meskipun tertawa bermanfaat untuk kesehatan mental dan fisik, penting untuk tetap bijak dalam merespons humor. Dengan begitu, kita bisa menikmati semua manfaat tertawa tanpa menghadapi risiko kesehatan tertawa berlebih yang bisa membahayakan diri kita.
Link Sumber
- Sering Tak Disadari, Ternyata Ini Dampak Buruk Bercanda Berlebihan – https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/02/090000820/sering-tak-disadari-ternyata-ini-dampak-buruk-bercanda-berlebihan?page=all
- Hati-hati, Tertawa Berlebihan Berisiko Timbulkan Gangguan Kesehatan Ini – https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/efek-tertawa-berlebihan/
- Waspada, Ini 7 Dampak Overthinking pada Kesehatan Mental – https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-7-dampak-overthinking-pada-kesehatan-mental?srsltid=AfmBOoqLe5ZBVDsmbesR1tMvurDDRfc5wfA6VufzCxPFwGCwYTOF9R31
- Meski Bercanda, Mengejek Fisik Orang Bisa Sebabkan Depresi – https://www.halodoc.com/artikel/meski-bercanda-mengejek-fisik-orang-bisa-sebabkan-depresi?srsltid=AfmBOorpjBJdlK4mdW_iZ9G88Hb0jwPEgP2StWlrRXL-jdvnzY3Nvghz
- Dampak Negatif Candaan Melewati Batas pada Kesehatan Mental – https://health.kompas.com/read/24L05210000768/dampak-negatif-candaan-melewati-batas-pada-kesehatan-mental
- Dampak Body Shaming pada Kesehatan Mental – https://www.halodoc.com/artikel/dampak-body-shaming-pada-kesehatan-mental?srsltid=AfmBOoqTuRnCtcv1Ruuv7N3qeKo_S72WFd2xV_vfBylQ79anVdS38wBM
- Waspada, Ini 7 Dampak Overthinking pada Kesehatan Mental – https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-7-dampak-overthinking-pada-kesehatan-mental?srsltid=AfmBOopN9UrUoZsRF6mPazBxyjffrylGajokose16fZ5oQk1Ve6imV5F
- Bullying Berkedok Candaan – https://www.bashirahnews.com/2021/11/bullying-berkedok-candaan.html
- Bullying Berkedok Bercanda – https://www.kompasiana.com/safridaaulia1133/6176afd2dfa97e68dc3643f2/bullying-berkedok-bercanda
- Bisa Membunuh! Begini Dampak Verbal Bullying Berkedok ‘Jangan Baper’ – https://bakabar.com/post/bisa-membunuh-begini-dampak-verbal-bullying-berkedok-jangan-baper-l9p7crm7
- Waspada, Ini 7 Dampak Overthinking pada Kesehatan Mental – https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-7-dampak-overthinking-pada-kesehatan-mental?srsltid=AfmBOoqjpHWbLe9jqGK7eILxg4ZgRJyZkY38Djr-Z9uCVkYegSz4nbpr
- PDF – https://jurnalstikestulungagung.ac.id/index.php/care/article/download/4/88/409
- Mengenal 15 Ciri-Ciri Orang Takabur, Cara Menghindari, dan Dampak Negatifnya – https://www.liputan6.com/feeds/read/5813200/mengenal-15-ciri-ciri-orang-takabur-cara-menghindari-dan-dampak-negatifnya
- Stress? Coba Kendalikan Emosi Dalam Dirimu! – https://is.undiksha.ac.id/e-knowledge-id/sifors-tips-tricks/stress-coba-kendalikan-emosi-dalam-dirimu/
- Paper Title (use style: paper title) – https://journal.uii.ac.id/AUTOMATA/article/download/26366/14749/84353
- Meski Bercanda, Mengejek Fisik Orang Bisa Sebabkan Depresi – https://www.halodoc.com/artikel/meski-bercanda-mengejek-fisik-orang-bisa-sebabkan-depresi?srsltid=AfmBOoqxGSRA6AxQ-624fIdwaBfb-Dnt5xz7W4Hz0-NgbCBzd2THRdcs
- PDF – https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/download/626/434/943